Home art Thy Art Is Murder Berperform Ganas di Hammersonic The Convention

Thy Art Is Murder Berperform Ganas di Hammersonic The Convention

15
0



, JAKARTA – Konser “Perjalanan Menuju”
Hammersonic
Perayaan HUT ke-10: Konvensi Berhasil Dilaksanakan dengan Meriah di Bali United Studio, Jakarta pada Hari Minggu (4/5).

Digelar oleh
Ravel Entertainment
, acara itu menjadi bagian integral dari serangkaian kegiatan yang mengarah pada puncak peringatan satu dekade Hammersonic Festival.

Penyelenggara dengan sengaja merancang ide event yang unik dibandingkan perayaan-perayaan sebelumnya. Acaranya tidak terbatas pada konser musik saja, tetapi juga mencakup kegiatan coaching clinic serta diskusi panel.

Band deathcore asal Australia,
Thy Art Is Murder
berperan sebagai pembicara utama dalam acara A Journey to Hammersonic 10th Years Anniversary: The Convention.

Sebelum Thy Art Is Murder memulai pertunjukan mereka, ada penampilan dari band metal berasal dari Jawa Barat bernama Revenge The Fate yang juga menampilkan performa mengesankan.

Revenge the Fate menyerang dengan berbagai lagu seperti Witness, Kashmir, Continuous, Darah Serigala, Sinsera, dan Never Forever.

AA1EdyOD

Pada pertengahan acara, A Journey to Hammersonic 10th Years Anniversary: The Convention menyelenggarakan sesi pelatihan dan diskusi panel yang dipandu oleh pembicara terkemuka.

Narasumber pertama yakni Tim Distorsi, pentolan band asal Indonesia, ST.Loco, yang berbagi cerita tentang perjalanan hingga tip eksis di kancah musik keras.

Bintang tamu lain yang jadi narasumber yaitu Jona Weinhoffen, mantan gitaris dari band fenomenal Bring Me The Horizon (BMTH).

Dia menghadirkan penampilan istimewa dengan memainkan sejumlah lagu dari BMTH dan I Killed The Prom Queen.

Tidak hanya pamer skill, Jona Weinhoffen juga memberikan coaching guitar clinic dan berbagi pengalaman, hingga tanya jawab.

Dia bercerita tentang perjalanan karier, termasuk proses kreatif dalam pengerjaan album There is the hell.. dan Sempirternal milik BMTH.

“Oliver Sykes tidak bisa memainkan instrumen dan gitar, jadi dia menyampaikan idenya kepada kami,” ungkap Jona Weinhoffen di Bali United Studio, Jakarta pada Minggu (4/5).

Setelah Jona Weinhofen tampil, baru giliran Thy Art Is Murder yang mengambil alih panggung utama di acara A Journey to Hammersonic 10th Years Anniversary: The Convention.

Grup deathcore dari Australia tersebut tampil di panggung dengan susunan personel Tyler Miller sebagai vokalis, Harrison Mills pada gitar, Kevin Butter mengisi posisi bass, Andy Marsh juga bermain gitar, dan Jesse Beahler menjabat sebagai drummer.

Tempat panggung kali ini juga menandai akhir seri tur di Asia yang digelar oleh Thy Art Is Murder mulai bulan April hingga Mei tahun 2025.

Karena alasan tersebut, Thy Art Is Murder tampil sangat enerjik dan ganas di hadapan ribuan penonton. Penyuka musik di bagian depan panggung pun turut bergerak bebas sejak pembukanya dimainkan.

Penonton menyambut dengan penuh kehangatan saat anggota Thy Art Is Murder beranjak naik dan turun dari panggung.

Moshpit sangat gaduh dan kacau saat Tyler Miller dkk memainkan satu lagu setelah lagu lainnya. Suara yang bergema semakin memperkuat keramaian di malam tersebut.

“Mari bersorai dan semakin liar lagi,” kata vokalis Thy Art Is murder, Tyler Miller.

Thy Art Is Murder memainkan sekitar 12 lagu dalam panggung Hammersonic The Convention.

Lagu andalan seperti Puppet Master, Holy Wars, hingga Reign Of Darkness tidak ketinggalan disuguhkan.

Penampilan yang begitu agresif dan beringas membuat Thy Art Is Murder sepertinyan memang layak dijuluki sebagai salah satu ikon deathcore global saat ini.


AA1EdD3A


(ded/jpnn)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here