Hamas Menolak Lepas Senjata Sebelum Negara Palestina Dibentuk

by -283 views
AA1wWmwc

Hamas menegaskan bahwa mereka tidak akan pernah sepakat untuk melepaskan senjata kecuali negara Palestina yang merdeka dibentuk. Pernyataan ini dikeluarkan sebagai tanggapan terhadap salah satu tuntutan utama Israel dalam pembicaraan gencatan senjata di Gaza, sekaligus merespons pernyataan yang dikaitkan dengan utusan Timur Tengah Presiden AS Donald Trump, Steve Witkoff, yang menyatakan bahwa Hamas “telah menunjukkan kesediaannya” untuk menghentikan senjata.

Israel memandang penghapusan senjata Hamas sebagai salah satu dari beberapa persyaratan utama untuk mencapai kesepakatan mengakhiri perang.

banner 468x60

Negosiasi tidak langsung antara Israel dan Hamas mengenai pemberlakuan gencatan senjata serta pembebasan tahanan mengalami kebuntuan minggu lalu.

Beberapa hari terakhir, sejumlah negara Arab meminta Hamas untuk melepaskan senjata dan menyerahkan kendali wilayah Gaza. Permintaan ini datang setelah beberapa negara Barat—seperti Prancis dan Kanada—mengumumkan rencana pengakuan terhadap negara Palestina. Kerajaan Inggris (United Kingdom/UK) menyatakan akan mengakui negara Palestina jika Israel tidak memenuhi berbagai syarat pada bulan September mendatang.

Perasaan sejumlah negara Barat muncul ketika situasi kemanusiaan di Gaza memburuk.

Badan-badan PBB telah memberi peringatan tentang kemungkinan terjadinya kelaparan besar di Gaza. Lembaga-lembaga ini menyalahkan Israel, yang mengontrol semua pasokan makanan masuk ke wilayah tersebut. Namun, Israel bersikeras bahwa tidak ada pembatasan dalam pengiriman bantuan dan menyatakan bahwa “tidak ada kelaparan”.

Hamas—sebuah organisasi teror yang dilarang di Amerika Serikat, Inggris, dan Uni Eropa—mengatakan tidak akan menyerahkan haknya untuk “berperang dan menggunakan senjata” kecuali “negara Palestina yang merdeka dan berdaulat dengan Yerusalem sebagai ibu kotanya” dibentuk.

banner 468x60

Pada hari Jumat (01/08), Letnan Jenderal Eyal Zamir dari Angkatan Pertahanan Israel (IDF) mengingatkan bahwa pertempuran di Gaza tidak akan selesai jika negosiasi untuk memperoleh pembebasan tawanan yang ditahan oleh Hamas gagal.

Baca Juga :  Pj Gubernur Papua: Sekolah Rakyat di Biak Numfor Siap Beroperasi Awal Agustus

Pada hari Sabtu (02/08), keluarga tahanan Evyatar David mengeluarkan pernyataan setelah Hamas merilis video yang menunjukkan dirinya berpakaian sedikit dan kurus di sebuah terowongan gelap. Mereka menuduh Hamas menyiksanya dengan kelaparan sebagai bagian dari kampanye promosi mereka.

Oleh karena itu, mereka meminta pemerintah Israel dan Amerika Serikat untuk menolongnya.

Pemulangan sandera

Wakil Presiden Amerika Serikat Donald Trump dari Timur Tengah, Steve Witkoff, berkunjung ke Israel pada hari Sabtu (02/08).

Di kota Tel Aviv, Witkoff berjumpa dengan keluarga-keluarga tahanan Israel yang masih berada di Gaza.

Rekaman yang diunggah secara online menunjukkan Witkoff disambut dengan tepuk tangan oleh para pendukung keluarga tahanan saat ia tiba di sebuah lapangan yang terkenal sebagai tempat demonstrasi.

Witkoff menyatakan bahwa upaya perdamaian perlu ditujukan pada berhentinya konflik dan pengembalian semua tahanan, bukan pada kesepakatan yang disebutnya sebagai parsial.

Witkoff sebelumnya bertemu dengan Netanyahu pada hari Kamis (31/07). Selanjutnya, pada Jumat (01/08), ia mengunjungi lokasi bantuan yang sering dikritik di selatan Gaza.

Laporan terkini dari PBB menyebutkan bahwa setidaknya 1.373 warga Palestina meninggal dunia saat mencari makanan sejak akhir Mei.

Mayoritas penduduk Palestina meninggal akibat serangan militer Israel di dekat tempat distribusi Yayasan Kemanusiaan Gaza (GHF) yang didukung oleh Israel dan Amerika Serikat, menurut PBB.

Israel menuduh Hamas memicu keributan di sekitar lokasi tersebut dan menyatakan pasukannya tidak sengaja menembak warga sipil.

  • Inggris akan mengakui negara Palestina jika Israel tidak memenuhi beberapa persyaratan.
  • “Saya bersedia mati demi sebungkus tepung terigu” – PBB mengonfirmasi laporan 1.000 orang meninggal saat mencari makanan di Gaza
  • Sejarah Pernyataan Balfour: 67 kata yang membentuk Negara Israel dan mengubah nasib bangsa Palestina
  • Ia pergi mencari pertolongan, namun tidak pernah kembali’ – Cerita warga Gaza yang meninggal akibat kelaparan dan ditembak oleh pasukan Israel
  • Sejarah Pengumuman Balfour: 67 kata yang membentuk Negara Israel dan mengubah nasib bangsa Palestina
  • Riwayat Jalur Gaza yang dikenal sebagai ‘penjara terbuka terbesar di dunia’
Baca Juga :  Masa Kampanye Pemilu Iluni UI, 7 Kandidat Berlomba Gagasan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *