Kinerja yang buruk secara berkelanjutan dihadapkan kepada Arema FC selama beberapa hari belakangan ini.
Pertama adalah mengenai tindakan teroris yang dilakukan oleh para pendukung terhadap bus tim Persik Kediri.
Hal itu terjadi pada setelah Arema FC dikalahkan Persik dengan skor 0-3 pada laga pekan ke 32 Liga 1 2024-2025.
Pertarungan itu berlangsung di Stadion Kanjuruhan, Malang.
Tepat setelah laga, oknum suporter Arema FC melakukan pelemparan batu ke bus tim Persik.
Beberapa pejabat Persik terluka karena hal itu.
Arema FC berpotensi menghadapi sanksi karena insiden itu.
PT LIB selaku operator liga bahkan ingin membawa kasus ini ke Komite Disiplin PSSI.
Sangat disesali terjadi kejadian itu.
Untuk kita, hal tersebut sungguh membuat malu. Bahkan sejak awal, kita telah mendorong setiap pihak untuk senantiasa menampilkan perilaku yang mulia.
fair play
dan respek.”
Dikatakan oleh Direktur Operasional PT LIB, Asep Saputra, ‘kami semua adalah keluarga,’ sesuai dengan kutipan dari situs web resmi Liga.
“Selanjutnya, kami akan mengomunikasikannya kepada Komite Disiplin PSSI,” katanya.
Tidak berapa lama kemudian, kabar yang mengagetkan kembali muncul dari Arema FC.
Menurut laporan Surya Malang, Manajer Arema FC, Wiebie Dwi Andriyas saat ini ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus produksi rokok ilegal.
Wiebie Dwi Andriyas telah ditunjuk sebagai tersangka oleh Direktorat Jenderal Bea Cukai yang berbasis di Jakarta.
Rini Dwi Prasetyo sebagai Kepala Seksi Penyuluhan dan Pelayanan Informasi Bea Cukai Malang mengatakan bahwa penetapan tersangka untuk Wiebie dimulai dengan penggeledahan barang ilegal pada tanggal 27 Februari 2025. Barang tersebut diketahui merupakan rokok yang diduga datang dari CV ZAF Arta Jaya di Pasuruan.
Masalah tersebut tetap berada dalam tahapan pendalaman penyelidikan selanjutnya.
“Bermula pada operasi terhadap rokok illegal tanggal 27 Februari, diduga berasal dari CV ZAF Arta Jaya Pasuruan. Langkah ini dilanjutkan oleh Kantor Pusat Bea Cukai,” jelas Dwi Prasetyo Rini.
“Perihal perkara tersebut saat ini masih dalam tahap penyelidikan. Kami akan memberikan detail kronologi yang lebih komprehensif nanti, mengingat kejadian terjadi di Pasuruan,” jelasnya.
Arema FC secara pribadi menunjukkan keprihatinan terhadap insiden tersebut.
Hal itu dikatakan langsung oleh Yusrinal Fitriandi, yang menjabat sebagai General Manager Yusrinal Fitriandi.
“Pihak manajemen sangat memahami dan merasa prihatin dengan situasi yang sedang dihadapi oleh Wiebie,” ujarnya.