– Nilai tukar rupiah kembali mengindikasikan penurunan pada pembukaan perdagangan hari Senin pagi (12/5/2025).
Rupiah mulai perdagangan pada tingkat Rp 16.534 per dolar Amerika Serikat (AS), mengalami sedikit pelemahan sekitar 0,08% dari penutupan perdagangan terakhir hari Jumat minggu lalu (9/5/2025) yaitu di angka Rp 16.520 untuk setiap dolar AS.
Penurunan ini menunjukkan tekanan berkelanjutan pada rupiah, mengingat kondisi pasar global yang tetap dipengaruhi oleh ketidakpastian ekonomi serta volatilitas dari dolar Amerika Serikat.
Pada saat yang sama, fluktuasi mata uang mayor di wilayah Asia menunjukkan variasi yang berbeda-beda.
Jepang mengalami penurunan nilai tukar mata uangnya secara signifikan dengan pelemahan hingga 0,42 persen, menandakan adanya tekanan besar dalam perdagangan tersebut.
Won dari Korea Selatan juga menunjukkan penurunan sebanyak 0,16 persen, diikuti oleh dolar Taiwan yang berkurang 0,06 persen.
Mata uang lain seperti dolar Singapura dan baht Thailand pun turun secara berturut-turut sekitar 0,05 persen.
Ringgit Malaysia tetap mengalami tekanan dengan penurunan sekitar 0,047 persen terhadap dolar AS.
Meskipun demikian, tidak seluruh mata uang regional mengalami penurunan.
Yuan Tiongkok malah menunjukkan kenaikan terkuat dibandingkan mata uang Asia yang lain, dengan pertambahan nilainya sebesar 0,19 persen.
Peso Filipina menunjukkan kenaikan yang signifikan sebanyak 0,16%, sedangkan dolar Hong Kong hanya mengalami peningkatan kecil sekitar 0,009% pada sesi perdagangan pagi ini.
(*)
Artikel ini sudah dipublikasikan di
Kontan.co.id
.