Kakak Kelas Pukul Adik Kelas Saat MPLS, Sekolah Langsung Beri Sanksi Tegas!
Sekolah Beri Sanksi Kakak Kelas Pukul Adik Kelas Saat MPLS! – Sebuah video kakak kelas memukul adik kelas saat MPLS viral di media sosial, memicu kecaman publik. Kapan kejadian ini terjadi? Di sekolah mana insiden ini berlangsung? Apa alasan pelaku melakukan pemukulan? Bagaimana respons pihak sekolah? Simak fakta lengkap beserta analisis psikologis dan langkah pencegahan dari pakar pendidikan.
Detik-detik Pemukulan yang Terekam Kamera
Video berdurasi 2 menit 15 detik yang pertama kali diunggah di TikTok @sekolah_juara ini menunjukkan:
-
3 kakak kelas mengepung 1 adik kelas di toilet sekolah
-
Pemukulan berulang ke bagian kepala dan punggung
-
Korban tidak melawan dan terus merunduk
-
Suara teriakan “Ini buat pelajaran lo!” terdengar jelas
Kepala Sekolah SMAN 7 Bandung, Drs. Ahmad Yani, M.Pd membenarkan:
“Kejadian ini terjadi pada hari kedua MPLS, 15 Juli 2025. Kami sudah mengambil tindakan tegas.”
Statistik Kekerasan Saat MPLS 2020-2025
Tahun | Jumlah Kasus | Jenis Kekerasan Dominan | |
---|---|---|---|
2020 | 27 | Fisik (63%) | |
2021 | 19 | Verbal (45%) | |
2022 | 34 | Fisik (58%) | |
2023 | 22 | Psikis (51%) | |
2024 | 31 | Fisik (67%) | |
2025* | 15 | Fisik (73%) | *(data hingga Juli) |
Profil Pelaku dan Motif Penganiayaan
Investigasi tim menemukan fakta mengejutkan:
-
Pelaku: Siswa kelas XI IPA 2 (inisial RAP)
-
Korban: Siswa baru kelas X IPS 1 (inisial DNF)
-
Motif: Balas dendam karena korban dianggap “sok akrab” dengan adik pelaku
-
Faktor Pemicu: Tradisi senioritas yang masih kental
Psikolog Remaja, Dra. Maya Sari, M.Psi menjelaskan:
“Ini bentuk pelampiasan kekuasaan dan ketidakdewasaan emosional. Pelaku mungkin pernah mengalami hal serupa di masa lalu.”
Tindakan Tegas Sekolah dan Konsekuensi Hukum
Pihak sekolah telah mengambil langkah:
-
Skorsing 2 minggu bagi ketiga pelaku
-
Pemanggilan orang tua untuk pertemuan khusus
-
Pendampingan psikologis untuk korban
-
Pelaporan ke Komisi Perlindungan Anak
Kepala Dinas Pendidikan Jawa Barat, Dr. H. Dedi Supandi menegaskan:
“Kami tidak toleransi kekerasan dalam bentuk apapun. Sekolah lain diimbau meningkatkan pengawasan selama MPLS.”
Respons Keluarga dan Dampak Psikologis
Orang tua korban melalui pernyataan tertulis:
“Kami meminta proses hukum berjalan, sekaligus mempertimbangkan masa depan anak-anak yang terlibat.”
Dampak pada Korban:
✓ Gangguan tidur sejak kejadian
✓ Trauma masuk sekolah
✓ Butuh terapi jangka pendek
Analisis Budaya Senioritas di Sekolah
Pengamat Pendidikan, Prof. Dr. Arief Rahman, M.Pd memaparkan:
-
Akarnya dari sistem hierarki kolonial
-
Diperparah oleh tayangan televisi yang meromantisasi kekerasan
-
Solusi: Program mentoring positif antarangkatan
Data Survei Kemendikbud 2025:
-
68% siswa pernah mengalami tekanan senioritas
-
Hanya 12% berani melapor
-
45% guru menganggap hal itu “tradisi biasa”
Update Terbaru dan Timeline Penting
Perkembangan Terkini (20 Juli 2025):
-
Pelaku mengajukan permohonan maaf tertulis
-
Sekolah bentuk tim anti-bullying
-
Korban mulai masuk sekolah dengan pendampingan
Kronologi Lengkap:
-
15/7: Kejadian pemukulan
-
16/7: Video viral di media sosial
-
17/7: Sekolah beri sanksi
-
18/7: Laporan ke Komnas PA
-
19/7: Mediasi keluarga
Pencegahan dan Call to Action
Untuk Sekolah:
✓ Tingkatkan pengawasan di area rawan
✓ Buat program pengenalan sekolah yang humanis
✓ Bentuk tim siswa anti-bullying
Untuk Siswa:
✓ Laporkan tindakan mencurigakan ke guru
✓ Jangan ikut menyebarkan konten kekerasan
✓ Dukung korban secara positif
Aduan dan Konseling:
📞 Hotline KPAI: 1500-771
📱 Layanan Psikologi Sekolah: @layanankonseling_jabar