Trendnews.id–Seorang bayi laki-laki lahir di Amerika Serikat dari embrio yang telah disimpan dalam keadaan beku selama lebih dari 30 tahun pada hari Sabtu (26 Juli 2025).
Embrio tersebut dibawa oleh pasangan pertama pada bulan Mei 1994, kemudian diembunkan dalam proses tersebutfertilisasi in vitro FIV, dan akhirnya lahir dari pasangan yang berbeda.
Proses kelahiran ini merupakan bagian dari program donasi embrio, di mana sebuah embrio bisa diadopsi oleh pasangan lain.
Bayi itu lahir dalam keadaan sehat dan kini mencatat rekor sebagai bayi pertama yang lahir dari embrio beku paling lama di dunia.
Perkara ini juga menunjukkan keterbatasan teknologi reproduksi buatan serta memicu kembali perdebatan etika mengenai penyimpanan embrio dalam jangka panjang di Amerika Serikat.
Embrio yang lahir pada tahun 1994 terjadi pada tahun 2025
Dikutip dari Science Alert,Jumat (1/8/2025), embrio tersebut berasal dari pasangan Linda Archerd dan suaminya pada masa itu, yang menjalani program bayi tabung pada tahun 1990-an.
Setelah melahirkan seorang putri, pasangan tersebut memutuskan untuk membekukan tiga embrio yang tersisa.
Berabad-abad setelahnya, Linda memutuskan untuk memberikan embrio-embrio tersebut kepada pasangan Lindsey dan Tim Pierce melalui program Snowflakes yang diadakan oleh lembaga Nightlight Christian Adoptions.
“Kami tidak bermaksud memecahkan rekor apa pun. Kami hanya ingin memiliki seorang anak,” kata Lindsey.
Karena embrio dapat disimpan selama beberapa dekade, bayi yang lahir melalui proses ini mungkin memiliki saudara kandung yang jauh lebih tua usianya.
Misalnya, bayi laki-laki dari keluarga Pierce dan kakaknya sama-sama berasal dari embrio yang dibuat tahun 1994, tapi kakaknya langsung dilahirkan saat itu, sementara adiknya baru lahir setelah embrionya disimpan selama 30 tahun.
Pengambilan embrio yang mencatat rekor ini dilakukan di sebuah klinik kesuburan di Tennessee yang diketuai oleh ahli endokrinologi reproduksi John Gordon.
Sebelumnya, rekor bayi yang lahir dari embrio beku terlama yang diketahui berhasil tercatat pada tahun 2022, ketika dua bayi kembar lahir dari embrio yang disimpan selama lebih dari 30 tahun.
Batas-batas etika dalam teknologi IVF atau bayi tabung
Di beberapa negara, penyimpanan embrio diatur dengan aturan waktu yang ketat. Di Australia, embrio hanya diperbolehkan disimpan paling lama lima tahun, sedangkan di Inggris, batas waktu penyimpanan bisa mencapai 55 tahun.
Namun, di Amerika Serikat (AS), tidak ada batas waktu resmi terkait pembekuan embrio. Kondisi ini menyebabkan sekitar 1,5 juta embrio yang telah dibekukan di AS diperkirakan belum diambil hingga saat ini.
“Angka-angka ini sangat besar dan terus meningkat setiap tahun, tanpa adanya solusi nyata yang jelas, baik dari segi etika maupun hukum,” tulis ahli biokimia komputasi, Shina Caroline Lynn Kamerlin, dalam sebuah artikel yang diterbitkan diEMBO Reports pada 2024.
Meskipun tidak ada pembatasan hukum, tidak semua klinik di Amerika Serikat bersedia menerima atau mentransfer embrio yang telah disimpan dalam jangka waktu yang sangat lama.
“Saya kira lebih dari 90 persen klinik di Amerika Serikat tidak akan menerima embrio-embrio ini,” ujar Beth Button, Direktur Eksekutif program Snowflakes.
Embrio yang disimpan terlalu lama dapat memengaruhi kelangsungan hidupnya.
Sebuah penelitian yang diterbitkan dalamJournal of Ovarian Researchpada tahun 2022 di Tiongkok ditemukan bahwa penyimpanan embrio dalam jangka panjang dapat mengurangi tingkat kelangsungan hidup embrio.
Namun, penelitian tersebut menyatakan bahwa pengaruhnya terhadap kesehatan bayi baru lahir tidak signifikan.
Namun, hasil penelitian mengenai hal ini masih beragam. Beberapa penelitian lain menunjukkan bahwa durasi proses kriopreservasi tidak memengaruhi keberhasilan embrio setelah dilelehkan.
Sebagian besar penelitian yang tersedia saat ini masih mengandalkan embrio yang telah dibekukan dengan periode waktu yang jauh lebih singkat dari 30 tahun.
Di sisi lain, klinik-klinik kesuburan di Amerika Serikat terus menguji kemampuan teknologi ini.