Trump Perintahkan Dua Kapal Selam Nuklir, Tingkatkan Kekhawatiran Konflik dengan Rusia

by -136 views
AA1JMiCj

Trendnews.id– Presiden Amerika Serikat Donald Trump kembali menimbulkan perdebatan setelah menyatakan bahwa dirinya memerintahkan dua kapal selam nuklir untuk siaga di “wilayah yang tepat”.

Pernyataan ini diungkapkannya setelah komentar menantang dari mantan Presiden Rusia, Dmitry Medvedev, yang menyentuh kemungkinan perang nuklir.

banner 468x60

“Karena pernyataan yang sangat memicu dari mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev, saya telah memerintahkan dua kapal selam nuklir untuk ditempatkan di lokasi yang sesuai, dalam hal omongan tidak bermakna dan provokatif itu bukan sekadar ucapan kosong,” tulis Trump di media sosial, Jumat (1/8).

Trump tidak merinci jenis kapal selam yang dimaksud, tetapi kapal selam Amerika Serikat umumnya menggunakan tenaga nuklir dan beberapa di antaranya dilengkapi rudal dengan hulu ledak nuklir.

Pentagon dan Angkatan Laut Amerika Serikat enggan memberikan komentar, sesuai dengan kebijakan militer yang tidak mengungkap posisi kapal selam karena alasan strategis. Tindakan Trump ini dianggap lebih sebagai pernyataan politik daripada tindakan militer nyata.

Ahli keamanan menganggap pernyataan tersebut tidak menunjukkan adanya perubahan signifikan dalam posisi militer Amerika Serikat, karena kapal selam nuklir AS selalu siap sedia menghadapi situasi terburuk, termasuk potensi perang dengan Rusia.

“Pernyataan ini tidak bertanggung jawab dan tidak bijaksana,” ujar Daryl Kimball dari Arms Control Association.

banner 468x60

Sementara Hans Kristensen dari Federation of American Scientists menambahkan, “Kapal selam nuklir Amerika Serikat selalu dalam kondisi siap. Oleh karena itu, tidak perlu dipindahkan.”

Medvedev, yang sekarang menjabat sebagai Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia, sebelumnya mengingatkan Trump untuk “berhati-hati dengan ucapan” dan mengingatkan tentang kemampuan nuklir Rusia yang diwarisi dari masa Soviet.

Medvedev sendiri terkenal sebagai tokoh yang sangat mendukung Kremlin, dan sering mengeluarkan pernyataan keras mengenai Barat.

Baca Juga :  6 Peristiwa Populer Kalbar: Tiga Remaja Nyaris Tawuran, Kepala BNPB Pantau Karhutla

Pertukaran candaan antara Trump dan Medvedev terjadi di tengah meningkatnya ketegangan internasional akibat konflik Rusia-Ukraina.

Trump, yang sebelumnya mengakui memiliki hubungan yang baik dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, kini semakin keras mengkritik Moskow dan meminta Rusia menyetujui gencatan senjata dalam waktu 10 hari, sebuah ultimatum yang belum mendapat respons dari Kremlin.

Evelyn Farkas dari McCain Institute menilai pernyataan Trump lebih bersifat simbolik. “Ini hanya sinyal politik. Bukan awal dari konfrontasi nuklir, dan Rusia pun tampaknya tidak menganggapnya serius,” katanya.

Namun, para pakar memperingatkan bahwa retorika nuklir semacam ini dapat menimbulkan harapan yang berbahaya dan mengaburkan situasi geopolitik yang sudah memanas.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *